Laman

Senin, 05 Oktober 2015

Neonbali Penopang Langit dari Suku Dawan

Pernahkah kamu mendengar tentang suku Dawan ? suku Dawan merupakan sebuah suku yang terdapat di pulau Timor, Provinsi NTT. Di sana terdapat beraneka ragam budaya lokal, salah satunya adalah cerita rakyat. Berikut akan dikisahkan sebuah cerita rakyat berjudul Neonbali Penopang Langit dari Suku Dawan.

 Neonbali dan Takdirnya
Konon berdasarkan kepercayaan suku dawan, diceritakan bahwa ada manusia yang paling tinggi, namanya Neonbali (artinya tinggi dalam bahasa dawan). Nama tersebut diberikan oleh masyarakat setempat sesuai bahasa daerah setempat dan juga sesuai kondisi tubuh Neonbali yang kekar dan tinggi. Dia dipercaya sebagai penopang langit sehingga terdapat jarak antara langit dan bumi. Tanpa dia, semua yang ada di permukaan bumi ini sudah hancur oleh himpitan antara langit dan bumi. Dahulu dia hidup dan kelihatan seperti manusia pada umumnya tapi tidak menggunakan pakaian, alias telanjang.
Sebagai manusia yang paling tinggi, keseharian Neonbali adalah menopang langit. Mulai dari pagi hari sampai pagi kembali. Selain menopang langit, Neonbali juga seperti satpam. Dia sering mengitari seluruh daerah suku dawan untuk melihat keadaan alam maupun keseharian masyarakat suku dawan.
Jika ada masyarakat suku dawan yang merusak alam seenaknya, maka Neonbali akan secara langsung menegur orang tersebut. Dia juga akan memarahi para petani jika tidak bekerja atau tidak mengolah alam dengan baik sesuai kebutuhan. Para orangtua juga akan dimarahi jika dia melihat anak-anak mereka yang menangis karena lapar atau disiksa. Segala tindak tanduk masyarakat suku dawan selalu diawasi oleh Neonbali sehingga kehidupan masyarakat suku dawan saat itu aman sentosa dan penuh dengan kebahagiaan.

Murka karena Cinta
Suatu ketika, ada seorang nenek dari suku seberang yang bertransmigrasi ke daerah suku dawan. Awal kedatangan nenek tersebut, semuanya masih baik-baik saja. Namun hari demi hari, kehidupan masyarakat setempat mulai mengalami perubahan. Para petani mulai malas bekerja, alam mulai rusak akibat tangan-tangan jahil yang tidak diketahui siapa dalangnya, anak-anak mulai kelaparan. Kehidupan masyarakat suku dawan yang dulunya bahagia, kini penuh dengan tangisan.
Kejadian ini menimbulkan kemarahan dan kecurigaan besar bagi Neonbali. Dia pun diam-diam mencari tahu akar penyebab permasalahan itu. Setelah sekian lama mencari tahu, akhirnya dia menemukan siapa penyebab semua masalah itu. Ternyata semua masalah itu berasal dari nenek yang datang dari suku seberang. Nenek itu menghasut masyarakat suku dawan agar malas bekerja, merusak alam, dan tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Neonbali. Sebenarnya nenek itu menginginkan kehancuran pada masyarakat suku dawan. Ia cemburu atas kemakmuran masyarakat suku dawan.

Pengadilan Penuh Kasih 
Setelah ketahuan, nenek itu akhirnya ditangkap dan diadili di balai desa yang dihadiri oleh seluruh tokoh masyarakat suku dawan dan Neonbali. Setelah divonis sebagai tersangka, nenek itu mau diusir dari perkampungan, tapi Neonbali menolak keinginan tersebut. Dia meminta kepada seluruh masyarakat suku dawan untuk mema’afkan perbuatan nenek tersebut. Akhirnya nenek itupun dima’afkan dan diberi kesempatan untuk tinggal lagi di situ.
Masalahpun selesai, kehidupan masyarakat suku dawan kembali normal seperti biasanya. Para petani kembali rajin bekerja, anak-anak tidak kelaparan lagi, alampun turut berbahagia menyaksikan kebahagiaan masyarakat suku dawan, meskipun nenek itu masih menyimpan dendam terhadap Neonbali.

Kepergian Neonbali
Pada suatu hari saat Neonbali sedang asyk menopang langit dengan berdiri di atas dua buah batu besar, tiba-tiba dia ingin kencing lalu diapun kencing, tanpa dia sadari ternyata tepat di bawah kemaluannya ada nenek yang dulu membuat masalah itu sedang menenun. Nenek itu terkenal galak dan jahat. Karena terkena air kencingnya, si nenek tersebut marah besar dan langsung menghajar Neonbali dengan peralatan tenunnya tepat pada kemaluan Neonbali. Kejadian itu menyebabkan Neonbali meninggal dunia sehingga mulai saat itu dia tidak dapat kelihatan lagi hingga sekarang. Nenek itupun diusir dari perkampungan tersebut. 
Namun meskipun tidak kelihatan, dia masih tetap berpegang teguh pada tugas yang ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa kepadanya, yaitu menopang langit. Sampai sekarang Neonbali sangat dikenang oleh masyarakat suku dawan. Ada juga yang dia tinggalkan berupa jejak kedua telapak kaki di atas dua buah batu besar dan masih berada di sebuah kampung (Manufui) hingga sekarang. (YRT)

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus